Keraton Yogyakarta – Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat (2019)

Keraton Yogyakarta

Belum lengkap kalau berkunjung ke Jogja tapi tidak jalan-jalan ke Keraton Yogyakarta. Bangunan budaya bersejarah ini selalu dilirik oleh wisatawan, baik dari dalam maupun luar negeri. Objek wisata ini merupakan salah satu keraton paling terkenal dan terbesar di Indonesia.

Lokasi keraton pun begitu strategis di pusat kota Yogyakarta. Bahkan, Alun-alun Utara terletak di halaman depan dan Alun-alun Selatan berada di halaman belakang keraton. Di dalam keraton, pengunjung pun bisa menyaksikan aktivitas budaya Jogja dan koleksi barang keraton yang begitu berharga.

Keraton Yogyakarta
Gunawan Kartapranata, Kraton Yogyakarta Pagelaran, CC BY-SA 3.0

Terdapat sejumlah ruangan yang bisa dijelajahi saat mengunjungi keraton. Masing-masing ruangan pun memiliki kekhasannya tersendiri dengan koleksi furniturnya. Di antara peninggalan atau barang yang bisa disaksikan adalah senjata, batik, diorama, keramik, barang pecah belah, dan beragam miniatur.

Sejarah Keraton Yogyakarta

Asal Mula Keraton

Keraton ngayogyakarta hadiningrat
Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. (CC BY-SA 3.0)

Sejarah pembangunan Keraton Yogyakarta tak terlepas dari Kerajaan Mataram yang menjadi salah satu kerajaan yang berjaya pada 1588. Kerajaan bercorak Islam ini memiliki pengaruh besar dalam memerangi penjajah Belanda. Apalagi, intervensi Belanda saat itu memecah belah persatuan Indonesia hingga melahirkan Perjanjian Giyanti. Isi perjanjian tersebut adalah pembagian wilayah kekuasaan Kerajaan Mataram menjadi Kasunanan Surakarta Hadiningrat di bawah kepemimpinan Susuhan Paku Buwono III dan Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat yang dipimpin oleh Pangeran Mangkubumi atau Sultan Hamengku Buwono I. Keraton Kesultanan Ngayogyakarta kemudian bertahan hingga sekarang dan tetap awet.

Menjadi Warisan Dunia

Kraton of Yogyakarta, Indonesia. (CC BY-SA 3.0)

Keraton Yogyakarta merupakan warisan dunia berharga yang diakui oleh UNESCO. Pengakuan tersebut karena cagar budaya ini menyimpan berbagai peninggalan sejarah, termasuk koleksi raja dan bangsawan Jogja. Di antaranya adalah keris dan tombak. Datang langsung untuk menyaksikan koleksi-koleksi antiknya, ya.

Misteri Keraton Yogyakarta

Diapit Dua Kekuatan Alam

misteri keraton yogyakarta
Misteri Keraton Yogyakarta. Attribution-ShareAlike 2.0 Generic (CC BY-SA 2.0)

Bangunan bersejarah di Jogja ini diyakini dilindungi oleh dua kekuatan alam. Bahkan, letaknya berada di antara Gunung Merapi di sebelah utara dan Pantai Selatan di bagian selatan. Ketiga situs ini kemudian menunjukkan konsep kepercayaan Hindu berupa Palemahan, Pawongan, dan Parahyangan. Palemahan, hubungan harmonis antara manusia dan lingkungan ditunjukkan melalui Pantai Selatan. Adapun Pawongan, hubungan harmonis antara sesama umat manusia disimbolkan melalui Keraton Yogyakarta. Terakhir, Parahyangan, hubungan harmonis antara manusia dan Pencipta menjadi simbol Gunung Merapi.

Dibangun Sesuai Arah Mata Angin

sejarah keraton yogyakarta
Photo by @lesssugarrrr via Instagram

Bangunan Keraton Yogyakarta ternyata cukup unik dalam arsitekturnya. Soalnya, arah gedung ini dibangun berdasarkan mata angin. Kompleks yang berada di sebelah utara menghadap ke utara. Begitu pun sebaliknya, kompleks di sebelah selatan menghadap ke selatan.

Peran Sakral Sultan di Ruangan Keraton

Photo by @01lpitse via Instagram

Sultan menjadi figur utama dan sakral yang berkuasa dalam rangkaian aktivitas kehidupan keraton, termasuk militer dan keagamaan. Kesakralan tersebut semakin terpancar dari ruang keraton dan frekuensi kunjungan sultan. 

Misalnya, Sultan hanya berkunjung sebanyak tiga kali selama setahun di alun-alun, siti hinggil, dan pagelaran. Kunjungan tersebut dilakukan saat Pisowanan Ageng Grebeg Mulud, Sawal dan Besar. Adapun kesempatan khusus dilakukan pada penobatan sultan dan putra mahkota.

Sementara itu, sultan lebih intens melakukan aktivitasnya di Kemandhungan yang berada di Bangsal Pancaniti. Di tempat itu pulalah, sultan menyelesaikan beragam persoalan yang harus ditangani. Abdi dalem keraton pun menunggu untuk menghadap sultan di area ini. 

Abdi Dalem 

Abdi dalem keraton yogyakarta
Photo by @renopramu via Instagram

Berkunjung ke keraton, kamu akan menemukan sejumlah orang yang mengenakan pakaian tradisional khas Jawa. Mereka merupakan abdi dalem yang sesuai namanya mengabdikan diri untuk Keraton Yogyakarta. Abdi dalem keraton begitu setia. Proses perekrutan menjadi abdi dalem pun cukup menarik hingga memiliki lowongan kerja khusus juga.

Lokasi Sekitar Keraton

Kawasan Bebas Banjir

kawasan bebas banjir
Photo by @yovandi.p.p via Instagram

Permukaan tanah di area Keraton Yogyakarta berupa gundukan yang cenderung lebih tinggi daripada permukaan tanah di sekitarnya. Bagi orang Jawa, posisi tersebut disebut sebagai Bathok Bulus atau cangkang kura-kura. Memang mirip sih, ya. Posisi itu pun menguntungkan keraton karena dapat mencegah terjadinya banjir meski hujan mengguyur. Tak hanya itu, letaknya menjadikan Keraton Yogyakarta menjadi lebih mudah disaksikan oleh masyarakat setempat. 

Pertunjukan Budaya Khas Jawa

Gamelan. Photo by Seika on Flickr. Attribution 2.0 Generic (CC BY 2.0)

Aktivitas yang tak boleh kamu lewatkan saat berkunjung ke Keraton Yogyakarta adalah menyaksikan pertunjukan budaya khasnya. Mulai dari pertunjukan macapat, wayang kulit, wayang golek, hingga tari tradisional dapat dinikmati. Pengunjung pun tidak dibebankan untuk membayar biaya tambahan, lho.

tari golek ayun-ayun
Midori, Tari Golek Ayun-Ayun 10, CC BY 3.0

Jadi kamu cukup mengingat jadwal pertunjukan agar bisa menyesuaikan dengan rencana waktu kunjungan, ya. Pada Selasa Wage, misalnya, kamu bisa menonton lomba Jemparingan atau Panahan ala gaya Mataram di Kemandhungan Kidul. Menariknya, peserta Jemparingan diwajibkan untuk mengenakan pakaian tradisional dan memanah dalam posisi duduk.

Baca Juga : 10 Tempat Terbaik untuk Menyaksikan Tarian Adat Bali

Jadwal Pertunjukan

  • Senin-Selasa: Musik Gamelan mulai pukul 10.00 WIB
  • Rabu: Wayang Golek Menak mulai pukul 10.00 WIB
  • Kamis: Pertunjukan Tari mulai pukul 10.00 WIB
  • Jumat: Macapat mulai pukul 09.00 WIB
  • Sabtu: Wayang Kulit mulai pukul 09.30 WIB
  • Minggu: Wayang Orang dan Pertunjukan Tari mulai pukul 09.30 WIB

Lokasi Keraton Yogyakarta

Jalan Rotowijayan Blok No. 1, Panembahan, Kecamatan Kraton, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta

Kalau kamu sedang berada di pusat Jogja, arahkan kendaraan menuju Jalan Rotowijayan. Kamu bisa menyewa mobil atau naik transportasi umum. Selanjutnya, kamu akan menikmati berkesannya liburan yang penuh dengan nilai budaya dan sejarah di Keraton Yogyakarta. Bakal seru dan bikin takjub, deh!

Pastikan juga sudah memesan hotel murah di jogja untuk tempat menginap selama bepergian disana ya. Yuk liburan bersama Tripcetera

Pantai Parangtritis, Menikmati Keindahan Pantai Terbaik Yogyakarta

Pantai Parangtritis

Yogyakarta merupakan salah satu kota wisata terpopuler di Indonesia karena deretan destinasi menariknya. Mulai dari wisata budaya, sejarah, religi, bukit, hingga pantai dapat dijelajahi di kota istimewa ini, diantaranya adalah Parangtritis.

Pantai Parangtritis dikenal memiliki panorama romantis dengan suasana magis di selatan Pulau Jawa.

Baca Juga : Manikmati Eksotisme Pantai Glagah Yogyakarta (2019)

Pantai ini dapat menjadi surga wisata bagi pelancong yang ingin menghabiskan liburannya bersama orang terkasih.  Hanya berjarak 27 kilometer dari pusat Yogyakarta, Parangtritis harus menjadi bagian dari itinerary saat berkunjung.

Untuk ke sini, kamu bisa menyewa transportasi lewat tripcetera untuk mempermudah perjalanan. Nah, jika sudah tiba di pantainya, berikut adalah beberapa aktivitas menyenangkan yang bisa kamu lakukan, ya!

Pesona Pantai Parangtritis Yogyakarta

Hunting Foto di Pantai Parangtritis

senja pantai parangtritis
Credit Image : @@taufiqurhman_ on Instagram

Buat millenials, liburan belum berkesan kalau tidak punya foto yang apik untuk dipasang di sosial media, kan? Beruntunglah kalau datang ke Parangtritis karena pantai ini menawarkan banyak spot untuk berfoto.

Tidak seperti pantai kebanyakan, Parangtritis tidak hanya menyajikan panorama laut. Kamu bisa berjalan-jalan ke sekitar pantai, yaitu ke Gumuk Pasir Parangkusumo.

Di sini, kamu akan takjub menyaksikan hamparan pasir yang luas bak padang gurun. Terdapat pula beberapa bukit di sekitar pantai ini dengan pemandangan yang tak kalah menawannya, seperti Bukit Parang Endo dan Tebing Gembirawati.

Surfing

Ombak di perairan Samudera Hindia dikenal ganas, termasuk di Parangtritis. Namun, hal itu malah menjadi tantangan bagi para peselancar untuk menaklukkannya. Kalau ingin menjajal gulungan ombak yang tak biasa, kamu bisa menguji kemampuan surfing di sini. Tapi pastikan kamu mahir berenang dan tetap bermain di zona aman.

Naik Paralayang

paralayang parangtritis
Photo by Lance Anderson on Unsplash

Selain menikmati pesona Parangtritis dari air, pengunjung pantai juga bisa merasakan sensasi liburan dari udara.

Ya, pantai ini juga menyediakan wahana paralayang untuk menikmati keindahannya dari ketinggian 200 meter dari permukaan laut. Pastinya kamu tidak akan kecewa dengan pengalaman main paralayang karena panorama yang benar-benar menawan.

Main Layang-layang

Layang layang di parangtritis
Photo by Hello I’m Nik on Unsplash

Kangen main layang-layang seperti waktu muda dulu? Nah, kamu bisa mengulang kembali masa-masa kecil itu di pesisir Pantai Parangtritis, lho.

Suasana anginnya juga mendukung karena cenderung kencang dan memudahkan layang-layang untuk terbang tinggi. Liburan bersama anak bisa semakin interaktif dengan atraksi permainan ini.

Naik Kuda

parangtritis yogyakarta
Credit Image : @@parangtritisscenery on Instagram

Menyusuri pantai sambil naik kuda juga bisa pengunjung lakukan saat berada di Parangtritis. Kuda sewaan tersebut akan menyulap kamu seolah-olah menjadi koboi pantai. Tak perlu cemas karena terdapat pemandu yang akan menuntun perjalanan hingga menuju tebing-tebing karang yang eksotis.

Naik Bendi

Bendi parangtritis
Photo by MicBima on Unsplash

Tak sekadar naik kuda, pengunjung dapat mencoba pengalaman naik alat transportasi tradisional Jogja, yaitu bendi. Kereta kuda ini akan membawa penumpangnya menyusuri pasir pantai ke ujung timur Pantai Parangtritis.

Karena bannya yang relatif lebih kecil ketimbang kereta kuda lainnya, bendi hanya dapat memuat dua atau tiga orang saja. Tentunya, suasana akan terasa lebih romantis sambil mendengar debur ombak.

Naik ATV

Kalau ingin aktivitas yang sedikit lebih menantang, menyewa ATV (All-terrain Vehicle) boleh menjadi pilihan aktivitas di pesisir pantai ini. Kamu bisa menjelajahi pantai dengan kecepatan melesat dalam melintasi gundukan-gundukan pasir pantai. Pastinya akan seru sekali, tapi sebaiknya menggunakan kacamata hitam untuk melindungi mata dari sinar matahari dan debu pasir, ya.

Menanti Senja Pantai Parangtritis

Senja di parangtritis
Photo by Bernard on Unsplash

Bagian paling romantis dari Pantai Parangtritis adalah menanti senja dengan kekasih, teman, ataupun keluarga. Pantai ini merupakan salah satu spot terbaik untuk menyaksikan matahari terbenam di ufuk barat.

Cahaya jingga keemasan memantul di pantai berpadu dengan suara debur ombak yang berkejaran akan menciptakan momen terbaik.

Mengamati Bintang

Jangan cepat-cepat pulang setelah menyaksikan pemandangan sunset di Parangtritis, ya. Malam hari tak seketika membuat pesona pantai ini jadi pudar. Tenda-tenda kuliner mulai buka dengan menyajikan hidangan jagung bakar.

Sembari duduk di atas tikar, kamu bisa menyantap sajian tersebut dengan pemandangan langit malam bertabur bintang. Areanya yang luas menjadikan pantai ini sangat cocok untuk stargazing. Suasana semakin syahdu karena nyanyian alam dari serangga dan gelombang ombak yang bersahut-sahutan.

Ikut Ritual Larung Sesajen

Nuansa magis di Pantai Parangtritis dapat kamu rasakan setiap tanggal 1 Sura/Muharam. Masyarakat setempat akan menggelar ritual larung sesajen dengan menghanyutkan sesajen ke dalam laut dengan diiringi doa.

Ritual tersebut merupakan puncak dari Upacara Labuhan yang konon dipercayai untuk meminta keselamatan, ketentraman, serta kesejahteraan keraton dan masyarakat Yogyakarta. Kamu bisa menyaksikan ritual ini untuk lebih mengenal adat khas Jogja.

Sudah tahu, kan, berbagai hal menarik yang dapat kamu lakukan saat berkunjung ke Pantai Parangtritis? Meski dikenal mistis karena diyakini sebagai pintu gerbang ke Kerajaan Nyi Roro Kidul, pantai ini tak pernah sepi oleh wisatawan.

Belum lagi, suasana romantis yang sulit didapatkan di destinasi wisata pantai lainnya. Yang pasti, tidak ada kata menyesal di kamus liburan ke Parangtritis.

Kalau sudah tak sabar untuk liburan ke sini, segera klik tripcetera.com untuk memesan tiket pesawat dengan penawaran terbaik.

Candi Ijo, Berburu Sunset Keren di Candi Tertinggi Yogyakarta

Candi Ijo

Percayalah, tidak pernah ada kata menyesal kalau memutuskan untuk jalan-jalan di Jogjakarta. Daerah istimewa ini selalu menawarkan alternatif destinasi yang tentunya membuat liburan berkesan. Mau wisata budaya, bisa ke Keraton Jogjakarta. Mau wisata urban, boleh ke Jogja Bay Waterpark. Mau wisata pantai, yuk berkunjung ke Pantai Parangtritis. Mau wisata gunung, berarti ke Gunung Merapi. 

candi ijo yogyakarta
Photo by @talidahp via Instagram

Masih banyak list destinasi wisata menarik lainnya di Kota Pelajar ini. Di antara tempat wisata yang tak boleh absen dari kunjung ke Jogja adalah Candi Ijo. Candi ini memiliki berbagai kelebihan yang menjadikannya begitu populer di kalangan traveler. Penasaran untuk jalan-jalan ke Candi Ijo, sebaiknya kamu perhatikan 9 fakta yang harus kamu tahu tentang peninggalan masa lampau ini, ya.

1. Candi Tertinggi di Jogja

Candi Ijo berlokasi di daerah perbukitan, tepatnya di sebelah timur Kota Jogja. Untuk lebih tepatnya, Candi Ijo berlokasi di Dusun Groyokan, Desa Sambirejo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Candi ini berbatasan langsung dengan Kota Klaten sehingga jaraknya cukup jauh dari pusat Jogja. Berdiri di atas bukit dengan ketinggian 425 meter di atas permukaan laut, Candi Ijo bisa dibilang sebagai candi yang berada di titik tertinggi Jawa. Makanya pemandangan begitu indah karena dapat melihat panorama alam sekitar yang dengan jelas dari ketinggian tersebut. 

2. Kompleks Candi Bercorak Hindu

Photo by @eirinaaaaa via Instagram

Kalau kamu berkunjung ke situs Candi Ijo, maka kamu tidak akan menjumpai satu bangunan candi saja. Melainkan, candi dalam kompleks ini memiliki candi utama dengan tiga candi yang berukuran lebih kecil. Candi utama sebagai candi induk berada pada posisi paling puncak. Sedangkan, tiga candi lainnya tepat berada di sisi depan candi utama. Tiga candi tersebut diyakini sebagai tempat untuk menyembah tiga dewa Hindu, yaitu Brahma, Wisnu, dan Siwa. Ada pula bangunan berbentuk pagar yang mengelilingi kompleks candi. Letaknya seolah menjadi teras bagian atas dengan delapan buah patok menyerupai bentuk lingga yang identik dengan simbol reproduksi dalam agama Hindu.

3. Menyaksikan Pemandangan Hijau

candi ijo
Photo by @megaverawati via Instagram

Sesuai namanya, Candi Ijo berada di lahan yang didominasi berwarna hijau. Rumputnya pun begitu rampai dengan hijau segar. Makanya, candi ini benar-benar melekat dengan warna hijau. Saat berada di kompleks candi di atas bukit, kamu pun bisa menyaksikan hamparan pemandangan Jogja yang begitu asri. Sawah dan pepohonan hijau begitu memanjakan mata. Kamu bisa menikmati panorama memikat tersebut dengan duduk bersantai di atas rerumputan di kawasan Candi Ijo. 

Selain pemandangan tersebut, bandara Adi Sucipto pun bisa dilihat dari kejauhan. Aktivitas pesawat yang lalu lalang di bandara ini boleh menjadi tontonan menarik di sini.

4. Foto di Spot Instagenik

Dibangun pada sekitar abad ke-10 hingga abad ke-11, Candi Ijo masih tetap berdiri kokoh dengan menawan. Keindahan arsitekturnya itulah yang menjadikan candi ini masih tetap sebagai destinasi favorit bagi wisatawan Jogja. Tak heran, pengunjung sengaja ke sini untuk sekadar berfoto di spot instagramable. Selain bangunan candi, taman-taman dan gardu pandang di situs Candi Ijo pun kerap menarik perhatian pengunjung. Pantang pulang, sebelum dapat foto terbaik, ya.

5. Senja di Candi Ijo

Sunset di Candi Ijo
Photo by @dikywardana via Instagram

Kalau ingin merasakan pengalaman terbaik saat berkunjung ke Candi Ijo, sebaiknya datanglah pada sore hari. Pastikan juga langit sedang cerah-cerahnya. Sehingga, kamu bisa berkesempatan untuk menikmati pemandangan sunset di Candi Ijo. Keistimewaan situs yang berada di ketinggian ini membuatmu tidak akan terhalang bangunan tinggi untuk menyaksikan senja. Patok yang membatasi bangunan candi utama dan candi lainnya kerap dijadikan pengunjung sebagai tempat duduk untuk menyaksikan matahari kembali ke peraduannya dengan lanskap kota Jogja yang selalu istimewa.

senja candi ijo
Photo by @priscapw via Instagram 

6. Rute ke Candi Ijo

Apabila kamu memulai perjalanan dari pusat kota Jogja, maka ambillah rute menuju Jalan Wonosari dengan melalui ring road timur Kota Jogja. Setelah itu, kamu akan menemukan pertigaan berlampu merah sebelum Bukit Bintang. Belok kiri di pertigaan tersebut, lalu jalan terus hingga menemukan perempatan berlampu merah pertama dengan papan penunjuk arah menuju ke Candi Ijo. Kamu tinggal mengikuti papan petunjuk arah berikutnya atau tanyakan ke warga sekitar. Tidak usah khawatir akan tersesat, soalnya tersedia banyak papan petunjuk di sepanjang rute menuju Candi Ijo.

7. Akses Jalan Menuju Candi Ijo

akses jalan menuju candi ijo
Photo by @eki_apr via Instagram 

Ngomong-ngomong soal akses jalan, sebaiknya kamu berhati-hati. Karena terdapat beberapa ruas jalan yang berlubang. Selain itu, jaraknya relatif jauh dari pusat kota Jogja dan menanjak karena candi berada di kawasan Perbukitan Batur Agung. Sehingga, pengendara memerlukan kesabaran ekstra untuk bisa merasakan keindahan Candi Ijo. Setelah sampai di tujuan, maka kamu pasti akan betah untuk berlama-lama, deh.

8. Tiket Masuk dan Biaya Parkir Terjangkau

tiket masuk candi ijo
Photo by @nafilagita via Instagram

Ingin menikmati destinasi wisata seru ini? Tidak akan bikin dompet jebol, kok. Pengunjung cukup merogoh kocek senilai Rp5.000 saja bagi wisatawan lokal atau Rp10.000 bagi wisatawan mancanegara. Biaya parkir kendaraan pun masih aman terkendali. Bagi yang membawa motor, hanya perlu membayar bea senilai Rp2.000. Sangat murah, kan?

9. Dekat dengan Objek Wisata Keren

Berada di Kecamatan Prambanan, berkunjung ke Candi Ijo akan terasa rugi kalau tidak mendatangi objek wisata di sekitarnya. Di antaranya adalah Tebing Breksi yang hanya berjarak sekitar 500 meter di sebelah barat candi. Selain Candi Ijo, kamu pun bisa menjelajahi candi lainnya, yaitu Candi Prambanan, Ratu Boko, Candi Barong, dan Candi Banyunibo. Tentunya, candi-candi tersebut tidak kalah menarik untuk didatangi, deh.

Buruan pesan tiket pesawat murah ke Jogja untuk menikmati pesona wisata yang tak ada duanya. dapatkan juga promo hotel murah di jogja hanya di tripcetera.