Candi Cetho, Candi Megah di Atas Awan Lereng Gunung Lawu (2019)

Candi Cetho

Gunung Lawu tidak hanya menarik bagi kalangan pendaki. Kawasan lereng Lawu pun diminati oleh pelancong karena memiliki berbagai spot menarik. Di antaranya adalah Candi Cetho yang berlokasi di Dusun Cetho, Desa Gumeng, Kecamatan Jenawi, Karanganyar. 

Peninggalan Hindu bersejarah ini masih tampak kokoh di atas awan dengan ketinggian 1.496 mdpl. Karena berada di lereng gunung, panorama alam di sekitar candi begitu mengagumkan. Tak hanya belajar sejarah, pengunjung pun akan merasakan ketenangan dengan suasana sejuk di kawasan ini. Tidak usah berpikir panjang, berikut adalah sejumlah alasan yang membuatmu wajib berkunjung ke Candi Cetho saat liburan di Karanganyar.

Alasan Berkunjung ke Candi Cetho

1. Berada di Kawasan Kebun Teh

kebun teh candi cetho
Photo by @wahidahauliannisa via Instagram

Lokasi Candi Cetho masih dalam kawasan yang sama dengan Perkebunan Teh Kemuning. Kebun teh yang luas dan hijau ini pastinya memiliki panorama yang sulit untuk diabaikan. Saat berada di candi, kamu masih akan memandang areal kebun teh dengan leluasa. Pengunjung pun bisa melanjutkan wisata dengan berkeliling kebun teh yang menyajikan pemandangan segar.

2. Sejarah Candi Cetho

pemandangan candi cetho
Photo by @alfathdias via Instagram

Diketahui, pembangunan candi ini dilakukan pada masa Kerajaan Majapahit. Keyakinan tersebut didasarkan pada penemuan sengkalan Welut Wiku Anakut Ikut dan bebatuan bertuliskan Surya Majapahit. Terdapat reruntuhan punden yang berjumlah 14 teras dan dibuat pada era kepemimpinan Raja Brawijaya V. Pengaruh arsitektur Candi Cetho pun berasal dari perpaduan budaya nusantara dan Hindu. Tak heran, ikonografi di bangunan candi turut menampilkan tokoh wayang, ya.

3. Patung Orang Sumeria

relief candi cetho
Photo by @rhezamh via Instagram

Bukan hanya pengaruh kebudayaan Jawa, Candi Cetho juga tampak unik dengan adanya ciri khas kebudayaan peradaban Sumeria. Hal tersebut tampak dari patung yang berada di kompleks candi. Patung tersebut memiliki peradaban mencolok pada gaya rambut dan perhiasannya. Tidak seperti patung yang kebanyakan ditemukan di Indonesia, gelang pada patung Candi Cetho mirip seperti jam tangan dan anting-anting besar. Karakteristik tersebut ternyata ditemukan pada kebudayaan Sumeria, Maya, Romawi, dan Yunani Kuno. Hmm, mungkinkah penduduk dari kebudayaan tersebut sempat datang ke Indonesia? Ini masih menjadi teka-teki yang belum terpecahkan, ya.

4. Patung Penis Candi Cetho

Selain patung yang seperti ditemukan di Simeria, ada pula patung lain yang tak kalah uniknya. Betul, patung penis yang berada di salah satu gubuk dekat piramida di Puncak.  Selain itu, terdapat patung penis berupa Phallus di bagian bawah candi dengan berukuran 2 meter. Ahli berpendapat kalau patung tersebut tidak menonjolkan maksud erotis atau pornografi. Namun, penis yang menjadi alat reproduksi pria menggambarkan proses penciptaan manusia. Beberapa peziarah candi pun masih kerap menaburi patung dengan bunga, dupa, dan sesajen hingga saat ini, lho.  

5. Wajib Mengenakan Kain Poleng

candi cetho karanganyar
Photo by @los_angellen via Instagram

Hal menarik dari berkunjung ke Candi Cetho adalah busana yang wajib dikenakan. Wisatawan diharuskan mengenakan kain poleng berupa kain sarung berwarna belang yang dikenakan di pinggang. Kain tersebut memang merupakan pakaian khusus untuk beribadah dalam kepercayaan Hindu. Sebagai tempat ibadah umat Hindu, pengelola Candi Cetho pun siap memasangkan kain poleng pada pengunjung.

6. Ritual di Candi Cetho

candi cetho
Photo by bennylin via flickr

Candi Cetho masih kerap dikunjungi oleh penduduk setempat atau umat Hindu untuk melakukan berbagai ritual sakral dan magis. Di antaranya, tak sedikit yang sengaja datang untuk bersemedi atau bertapa. Selain itu, digelar pula upacara ritual yang rutin pada malam 1 Suro dan tiap sekali dalam enam bulan. Ritual tersebut dilakukan karena kepercayaan bahwa pembangunan candi sebagai tempat ruwatan atau tradisi untuk menyucikan diri dari kehinaan. Mulai dari penyakit, kutukan, kesengsaraan, maupun perbudakan dicegah dan diperangi melalui ritual ruwatan.

7. Jalur Pendakian Gunung Lawu

jalur pendakian lawu via cetho
photo by buitenzorger via filckr

Berada di lereng Gunung Lawu, kawasan candi juga termasuk dalam jalur pendakian. Namun, rute melalui candi ini memiliki jarak yang lebih jauh dibandingkan rute alternatif lainnya. Minimal 10 jam diperlukan untuk bisa berhasil sampai ke puncak gunung. Tapi, kamu bisa dapat keuntungan lebih dengan sekaligus berkunjung ke situs sakral Candi Cetho, kan?

Mendaki di jalur candi ini harus lebih hati-hati, ya. Soalnya medan yang dilalui cukup berat dengan kondisi yang terjal, berkabut, dan adanya jurang yang curam. Selain itu, banyak pendaki juga menganggap daerah ini sebagai tempat angker karena memiliki perlintasan ke alam gaib. Desas-desus di kalangan pendaki Lawu menyebutkan adanya pasar setan di kawasan ini. Disebut pasar setan karena adanya penampakan seperti pasar yang menjadi lokasi transaksi jual-beli bagi makhluk dunia lain. Tapi beberapa orang ilmiah menyebutkan kalau lahan di lereng Gunung Lawu berupa ilalang dengan hembusan angin kencang yang menyebabkan adanya suara interaksi tak terlihat tersebut. Menurutmu, bagaimana?

8. Mampir ke Ndoro Donker atau Bale Branti

Lupakan sejenak soal mitos misterius Candi Cetho, kawasan ini masih memiliki daya pikat yang sulit untuk ditolak. Soalnya kawasan perkebunan teh ini menawarkan tempat nongkrong yang asyik. Di antaranya adalah Rumah Teh Ndoro Donker dan Bale Branti. Lokasinya tak begitu jauh, hanya berjarak beberapa ratus meter dari kompleks candi. Jadi, sebelum pulang ke rumah, pastikan untuk mampir sebentar untuk menyesap sajian teh lokal, ya.

Penasaran untuk berkunjung langsung ke Candi Cetho, yuk mulai rancang liburan bersama Tripcetera. Dapatkan penawaran tiket pesawat murah yang hanya bisa diakses lewat Tripcetera. Liburan dengan Tripcetera akan bikin pengalaman berwisata jadi makin berkesan!

Candi Gedong Songo, 9 Candi Indah di Lereng Gunung Ungaran

Candi Gedong Songo

Bagaimana jadinya kalau kompleks candi Hindu dipadukan dengan spot foto instagramable? Gambaran itu akan menjadi nyata saat kamu berkunjung ke Candi Gedong Songo. Peninggalan Hindu yang berlokasi di Semarang, Jawa Tengah ini salah satu destinasi wisata di Semarang yang wajib Anda kunjungi.

Nama Candi Gedong Songo berasal dari bahasa Jawa dengan Gedong berarti bangunan dan Songo berarti sembilan. Jadi, Gedong Songo bisa diartikan sebagai bangunan berupa sembilan candi. Namun, kompleks tersebut tidak lagi utuh. Berbagai kerusakan yang disebabkan alam maupun tangan manusia menjadikan hanya tersisa lima candi saja.

Baca Juga : 12 Kuliner Legendaris Malang, Pasti Bikin Ketagihan!

Akan tetapi, tak hanya candi, pengunjung juga dapat menikmati pemandangan yang tak kalah menawan dengan berendam di pemandian air panas. Pemandian alami tersebut pun kerap menjadi tempat peristirahatan untuk sekaligus melepas stres.

Spot Instagramable Candi Gedong Songo

1. Candi I

candi gedong songo, candi ke 1
Photo by @aryaspd_ via Instagram

Saat memasuki kawasan Candi Gedong Songo, rute pertama yang harus dilalui adalah Candi I. Di pintu candi, pengunjung cukup membayar harga tarif masuk senilai Rp6.000. Pengunjung akan melintasi pintu berupa gapura untuk memasuki kawasan ini. Kompleks candi I dilengkapi pula dengan area pementasan untuk berbagai pagelaran seni maupun budaya.

2. Ayana Gedong Songo

ayana gedong songo
Photo by @apriljasmine85 via Instagram

Masih di area Candi I, di sinilah letak spot foto instagramable bernama Ayana Gedong Songo. Hanya berjarak sekitar 150 meter dari pintu masuk, kamu bisa memanfaatkan spot foto kekinian untuk menjadi bahan konten media sosialmu. Beragam pilihan bisa kamu jadikan latar, seperti bubble tent, balon udara, tempat duduk unik di tengah kolam, dan hammock. Totalnya sebanyak 35 spot foto disediakan oleh pihak pengelola candi, lho. Tapi, jangan berlama-lama, ya. Karena biasanya banyak pengunjung yang menunggu giliran untuk ikut berfoto.  

3. Candi II

candi 2 gedong songo
Photo by @iswangga_ via Instagram

Selanjutnya, rute di Candi Gedong Songo akan membawa pengunjung ke Candi II. Area ini tak begitu jauh dari Candi I, hanya sekitar 500 meter. Untuk mendapatkan pengalaman spesial, kamu bisa menyewa kuda dengan harga berkisar Rp25.000 hingga Rp70.000. kuda tersebut akan mengikuti jalur dalam mengitari kompleks kawasan candi. Percaya deh, kalau kamu sudah sampai di kompleks Candi II, pemandangannya jauh lebih menarik karena pandangan lebih leluasa menyaksikan semua bangunan candi. Selain itu, gazebo dan warung makan juga berjejeran sehingga akan menuntaskan rasa lapar.

4. Candi III

candi 3 gedong songo
Photo by @andrebae19 via Instagram

Lokasi ke Candi III pun tak begitu jauh dengan kesan yang berbeda dari candi-candi sebelumnya. Kalau berkunjung ke sini, kamu justru akan teringat dengan candi di Dieng. Menariknya lagi, candi di kompleks ini memiliki sejumlah patung Dewa Hindu. Di antaranya adalah patung Durga, Ganesha, dan pengawal Syiwa (Nandiswara dan Mahakala).

5. Pemandian Air dan Uap Panas

Ingin berendam di air panas, berkunjung ke kawasan Candi III adalah jawabannya. Di sini, pengunjung akan menemukan pemandian air panas alami. Konon, sumber air panas ini dijaga oleh arwah perempuan asal Bali bernama Nyai Gayatri. Sosok penjaga tersebut diketahui merupakan salah satu dayang Raja Sima. Namun saat ia meninggal dunia, dirinya pun mendiami mata air di Gedong Songo ini.

Memang, saat pertama kali tiba di Candi Gedong Songo, uap panas akan begitu terasa. Uap panas yang berasal dari dalam bumi ini semakin apik berpadu dalam pemandian di dataran tinggi ini. Kepulan asap dan bau belerang pun akan semakin tercium cukup kuat di sekitar pemandian. Untuk merilekskan badan selama melakukan telusur candi, pemandian air panas ini wajib dicoba, ya.

6. Candi IV

candi 4 gedong songo
Photo by @ujep via Instagram

Setelah berkunjung di pemandian kompleks Candi III, kamu pun akan mendapati Candi Gedong Gedong IV yang terletak pada ketinggian 1.295 mdpl. Kompleks ini memiliki 12 bangunan yang terdiri atas tiga sub kelompok.

Sebenarnya, candi di kompleks ini hampir mirip seperti bangunan Candi II. Pengunjung pun akan melihat candi utamanya dengan batu setinggi 1 meter. Selain itu, selasar candi yang mengelilingi memiliki lebar sekitar setengah meter. Untuk menyaksikan reruntuhan bangunan yang diperkirakan adalah Candi Perwira, kompleks Gedong Songo IV adalah pilihan tepat.

candi gedong songo 4
Photo by @qahard via Instagram

7. Candi V

candi gedong songo 5
Photo by @wulann_septia via Instagram

Kompleks ini semakin berada di bagian puncak dengan ketinggian 1.308 mdpl. Candi Gedong V memiliki dua halaman yang tidak sama tinggi. Salah satu peninggalan sejarah terpenting di kompleks ini adalah sebuah arca Ganesha yang duduk bersila tepat di dinding bagian luar dari candi utama.  Selain itu, pemandangan Gunung Ungaran dan panorama alam pun semakin terlihat jelas dari ketinggian ini.

8. Kuliner Khas

Setelah lelah menelusuri rute Candi Gedong Songo, khawatirnya rasa lapar akan kembali menyapa. Nah beruntung, kawasan ini memiliki kuliner khas yang patut dicoba kelezatannya. Menu tersebut adalah sate kelinci. Rasa lezat hidangan ini pun ternyata begitu terjangkau, lho. Seporsi sate kelinci dapat dipesan hanya dengan Rp15.000. Selain makanan, minuman khas pun tersedia di sini. Wedang ronde pasti siap menghangatkan badan kembali di tengah suasana sejuk.

9. Rute Menuju Candi Gedong Songo

rute menuju candi gedong songo
Photo by @pankkasrambut via Instagram

Terdapat tiga rute alternatif yang bisa kamu lalui untuk tiba di destinasi wisata ini. Pertama, pengunjung bisa memulai dari Semarang dengan perjalanan darat selama 1,5 hingga 2 jam. Selanjutnya, kamu bisa memulai perjalanan dari Solo dengan waktu tempuh selama 3 jam. Terakhir, pengunjung yang berasal dari Jogja harus membutuhkan waktu ekstra karena kemacetan yang kerap melanda jalur ke Semarang dan Solo.

Rute yang mana jadi pilihan? Terserah kamu mau lewat mana, tapi pilihan untuk kebutuhan akomodasi dan transportasi selama traveling, cukup serahkan ke Tripcetera. Booking pesawat murah hingga kamar hotel bisa kamu selesaikan hanya dengan sekali klik. Selamat menelusuri candi!

Nepal van Java, Keindahan Desa Wisata di Lereng Gunung Sumbing

Nepal van Java sedang banyak dibicarakan akhir-akhir ini di berbagai media social dari mulai facebook, instagram dan tiktok.

Viralnya Nepal van Java bukan tanpa alasan, desa wisata yang terletak di kawasan lereng gunung sumbing ini terkenal karena keindahan desa dan alamnya seperti pedesaan di pegunungan Nepal.

Bagi Anda yang ingin merasakan suasana liburan seperti diluar negeri, Anda bisa mengunjungi desa wisata Nepal van Java ini dan mengabadikan momen liburan yang berbeda dari biasanya.

Lokasi Nepal van Java

Desa wisata dengan julukan Nepal van Java ini terletak di lereng gunung sumbing tepatnya berada di Dusun Butuh, Desa Temanggung, Kecamatan Kaliangkrik, Kabupaten Magelang, Dusun Butuh merupakan dusun tertinggi di Kabupaten Magelang, yaitu dengan ketinggian 1.600 mdpl.

Karena berada di daerah pegunungan sumbing, cuaca di Dusun Butuh ini cukup dingin dan medan yang harus ditempuh juga lumayan ekstrim sehingga Anda harus menyiapkan kondisi kendaraan dan mengenakan pakaian hangat sebelum berwisata ke tempat ini.

Pemandangan Nepal van Java

Seperti namanya, Nepal van Java menawarkan pemandangan pedesaan seperti yang berada di pegunungan Nepal.

Dengan deretan rumah penduduk yang berjejer rapi di lereng gunung dan kabut tipis yang kadang menyelimuti dengan latar belakang gunung sumbing menambah nuansa seperti di pegunungan Nepal.

Wisata Nepal van Java

Setelah sampai di Dusun Butuh, Anda bisa melakukan beberapa kegiatan wisata bersama keluarga seperti jelajah kampung, Anda bisa berkeliling desa wisata ini sambil menikmati keindahan pemandangan pegunungan sumbing serta melihat aktivitas penduduk sekitar yang berkebun serta bercocok tanam.

Warga di Dusun Butuh ini sangat ramah terhadap pengunjung yang datang, jika mau, Anda juga bisa membantu para penduduk beraktivitas serta bercengkerama bersama mereka.

Selain itu, Anda juga bisa memanfaatkan latar keindahan desa dan pegunungan untuk berfoto, disini Anda bisa menemukan banyak sekali spot foto instagramable seperti Gapura Dusun, Teras Nepal, Taman Depok, Teras Masjid, hingga Gapura Pendakian.

Setelah lelah melakukan jelajah kampung, Anda bisa bersantai di kedai-kedai kopi sambil menikmati pemandangan alam dan menikmati sunrise yang indah, desa wisata Dusun Butuh terdapat beberapa homestay yang nyaman untuk jadi tempat beristirahat, sambil menunggu waktu matahari mulai menyingsing.

Untuk menuju ke Nepal van Java, Anda bisa melalui dua rute yaitu melalui Yogyakarta dan Semarang. Jika dari Yogyakarta Anda membutuhkan waktu tempuh sekitar 2 jam. Sedangkan jika dari Semarang dan menggunakan jalan tol, Anda memerlukan waktu sekitar 2,5 jam perjalanan.

Apabila sudah mulai memasuki Kota Magelang, ikuti jalur menuju Pasar Kaliangkrik, yang jaraknya sekitar 12 kilometer. Dari pasar tersebut Anda ikuti jalan hingga tiba di Sekolah Dasar Negeri Desa Temanggung.
Kemudian ambil kanan, dan naik sekitar 6 kilometer ke arah basecamp Sumbing melalui Dusun Butuh, Kaliangkrik.

Setelah itu Anda bisa menemukan lokasi Nepal van Java, sekitar 400-500 meter sebelum basecamp Gunung Sumbing via Butuh Kaliangkrik.

Tips Berkunjung ke Nepal van Java

Sebelum berkunjung ke Dusun Butuh Nepal van Java, terlebih dahulu Anda harus mempersiapkan beberapa hal agar perjalanan Anda berjalan dengan lancar dan baik.

Berikut ini adalah beberapa tips dari tripcetera yang bisa Anda gunakan sebelum menikmati keindahan alam dusun wisata di lereng gunung sumbing tersebut.

  1. Pastikan kendaraan Anda dalam kondisi prima
    Dusun butuh mempunyai medan yang cukup ekstrim karena lokasinya yang berada di lereng gunung, Anda juga akan menemui tanjakan yang sangat curam sehingga kondisi kendaraan yang Anda gunakan harus dalam keadaan prima, pastikan kondisi mesin, rem dan penerangan.
  2. Bawalah kamera drone
    Jika memungkinkan, bawalah camera drone untuk mengabadikan keindahan pemandangan Nepal van Java sehingga Anda bisa mendapatkan gambar desa-desa di lereng sumbing dari ketinggian.
  3. Datanglah saat cuaca cerah
    Selanjutnya, Anda lebih baik datang ke Nepal van Java saat cuaca cerah dan pada waktu pagi hari sehingga gunung sumbing tidak tertutup kabut atau hujan.
  4. Bersikap ramah terhadap warga sekitar
    Dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung, merupakan peribahasa yang harus Anda pegang dimanapun Anda berada, termasuk di desa butuh Nepal van Java, Anda harus bersikap ramah terhadap warga sekitar, mereka akan sangat merasa senang dan dihargai saat ada pengunjung yang bersikap baik pada mereka.
  5. Patuhilah protokol kesehatan
    Yang terakhir, Anda harus selalu mematuhi protokol kesehatan, pastikan Anda mengenakan masker, mencuci tangan dan dalam kondisi sehat saat berwisata ke Nepal van Java.

Demikianlah beberapa informasi dan tips sebelum berkunjung ke Dusun Butuh Nepal van Java yang bisa kami berikan, semoga memberikan manfaat untuk para pembaca blog tripcetera.