Kampung Vietnam, Jejak Kamp Pengungsian di Pulau Galang Batam

Kampung Vietnam Batam

Kampung vietnam – Bagi kebanyakan orang, Batam terkenal sebagai wilayah yang bersebelahan dengan negeri jiran, Singapura. Karena merupakan daerah pesisir, sebagian besar wisatawan berlibur untuk menikmati pantai tropis. Selain itu, daerah ini juga menjadi surga wisata belanja karena berbagai barang dengan harga murah dapat ditemukan. Di antaranya adalah pusat perbelanjaan, seperti Nagoya Shopping Mall. 

Ternyata, potensi wisata di Batam tidak hanya sebatas pada dua sektor pariwisata tersebut. Kalau kamu ingin melihat sisi lain Batam yang jarang disaksikan oleh orang lain, maka destinasi ini wajib masuk dalam itinerary. Destinasi wisata menarik ini masih jarang dikunjungi dan bisa menjadi pilihan untuk merasakan liburan berkesan.

Nama tempat wisata ini yaitu Kampung Vietnam. Perkampungan berupa kamp pengungsian ini berada di atas Pulau Galang seluas 80 hektar. Nama Kampung Vietnam ternyata bukan tanpa alasan. Puluhan tahun lalu, tepatnya pada 1975, daerah ini merupakan area bagi pencari suaka asal Vietnam yang terkena dampak perang saudara. 

Kampung Vietnam

Untuk berkunjung ke Pulau Galang, wisatawan tidak perlu menempuh jarak terlalu jauh dari pusat Kota Batam. Pulau ini berada sekitar 60 kilometer dari Batam dan dapat diakses melalui kendaraan laut. Waktu tempuh yang diperlukan hanya sekitar 1,5 jam dari titik keberangkatan perahu di Jembatan Barelang. 

Saat menginjakkan kaki di kawasan Pulau Galang, saat itu pulalah kesan nostalgia dapat terasa. Bertandang ke Kampung Vietnam di Pulau Galang akan membangkitkan ingatan kekejaman tentara komunis Vietnam hingga warga negara tersebut terpaksa melarikan diri ke area Laut Cina Selatan, hingga ke wilayah Indonesia. Ratusan ribu warga Vietnam rela meninggalkan negerinya dengan mengarungi lautan dengan menggunakan perahu. Setiap perahu diisi 40 hingga 100 orang penumpang. Terombang-ambing, mereka akhirnya tiba di Pulau Galang setelah amanat UNHCR kepada pemerintah Indonesia.

1. Wisata Masa Lalu

kampung vietnam batam
Credit Image : @bernadettakrizma on Instagram

Hingga saat ini, Pulau Galang masih menyimpan jejak peninggalan pengungsi dengan cukup awet. Di antara bangunan yang dapat ditemukan adalah bekas-bekas rumah pengungsi, museum, penjara, tempat ibadah, dan monumen. Jadi, wisata masa lalu ke Kampung Vietnam di Batam sangat direkomendasikan bagi para penggemar wisata sejarah. 

2. Monumen Perahu

Perahu sederhana menjadi alat transportasi pengungsi Vietnam dalam mencari tempat suaka. Setelah berbulan-bulan, perahu tersebut berlabuh di berbagai tempat. Di antaranya di ibu pertiwi, yaitu Pulau Galang dan Tanjung Pinang. Kalau menginjakkan kaki di Pulau Galang, wisatawan pasti akan menjumpai landmark berupa monumen perahu. Perahu itulah yang dijadikan penanda sebagai mode transportasi pengungsi Vietnam.

3. Patung Humanity

patung kampung vietnam
Credit Image : @bernadettakrizma on Instagram

Selain disambut oleh monumen perahu, wisatawan juga akan menemukan Patung Humanity saat baru menjejaki tanah Pulau Galang. Sesuai namanya, patung ini melambangkan kemanusiaan yang berlatar belakang tragedi pemerkosaan seorang perempuan Vietnam. Patung tersebut merupakan potret bekas pengungsi bernama.Tinhn Han Loai yang menjadi korban pemerkosaan sesama pengungsi. Untuk mengenang korban yang melakukan bunuh diri karena tak kuasa menanggung malu, patung tersebut kemudian didirikan agar mengingatkan pentingnya menjaga rasa kemanusiaan.

4. Area Pemakaman Pengungsi

Kawasan pemakaman Ngha Trang Grave berada tak jauh dari Patung Humanity. Tak kurang dari 500 pengungsi Vietnam dimakamkan di Pulau Galang. Berbagai faktor yang merenggut nyawa para pengungsi, mulai dari penyakit hingga usia renta. Saat memasuki kompleks pemakaman, pengunjung dapat membaca tulisan dalam empat bahasa, termasuk Vietnam. Dalam bahasa Indonesia, tulisan tersebut bermakna: Dipersembahkan kepada para pengungsi yang meninggal dunia pada waktu perjalanan menuju kebebasan. Pesan mendalam tersebut dapat menjadi upaya refleksi diri bagi siapapun yang membacanya. Sampai sekarang, sejumlah sanak saudara pengungsi Vietnam yang dimakamkan di sini masih kerap berkunjung untuk berziarah.

5. Keberagaman Agama

kampung vietnam batam
Credit Image : @yocha_vwt4van on Instagram

Penduduk Vietnam diketahui oleh publik didominasi oleh penganut agama Buddha. Namun, ternyata pengungsi Vietnam memiliki agama yang cukup beragam. Meskipun sebagian besar merupakan umat Buddha, tetapi terdapat pula pemeluk agama Kristen, Katolik, dan Muslim. Mereka kemudian mendirikan tempat ibadah sesuai dengan kepercayaan masing-masing. Bekas tempat ibadah tersebut pun masih eksis hingga saat ini. Di antaranya  Vihara Quan Am Tu, gereja Katolik Nha Tho Duc Me Vo Nhiem, gereja Protestan, dan mushola. Kalau kamu berkunjung ke Kampung Vietnam, kamu bisa menggunakannya untuk beribadah karena kondisinya masih terjaga dengan baik sampai sekarang.

6. Vihara Quan Am Tu 

Sebagai salah satu tempat ibadah yang paling mencolok, kunjungan ke Vihara Quan Am Tu merupakan aktivitas wajib di Kampung Vietnam. Tempat ibadah umat Buddha ini terlihat jelas karena memiliki cat berwarna-warni dengan tiga patung berukuran besar. Salah satu patung yang ada di kompleks vihara adalah Dewi Guang Shi Pu Sha. Sesuai deskripsi di bagian plakat patung tersebut, dewi tersebut dipercaya dapat mendatangkan keberuntungan dan jodoh, menjaga keharmonisan keluarga, dan mengabulkan cita-cita bagi anak-anak. Terdapat ritual bagi pemohon yang ingin memanjatkan harapannya dengan melemparkan koin ke arah patung dewa. Selain patung dewi, pengunjung juga bisa menemukan patung naga yang seolah berperan menjaga ketiga patung tersebut dan patung Buddha tidur yang dijaga kesakralannya.

7. Kental Nuansa Mistis

Barangkali karena menjadi bekas kampung pengungsian yang tak lagi dihuni, Pulau Galang kini ikut menyisakan nuansa mistis yang kental. Tak jarang, wisatawan yang berkunjung ke Kampung Vietnam merasakan kejadian mistis. Konon, sosok makhluk halus menampakkan dirinya ketika berkunjung pada malam hari. Saking terkenalnya sebagai destinasi wisata yang horor, tak jarang berbagai acara TV pun melakukan perburuan hantu di kawasan ini.

8. Mitos Larangan Mengambil Mengkudu

Selain kesan mistis yang terasa di Pulau Galang, terdapat pula mitos yang ditakuti oleh pengunjung yang pernah bertandang. Yaitu larangan untuk mengambil buah mengkudu di Kampung Vietnam. Kalau pantangan tersebut dilanggar, dipercaya pelaku akan menemui hal-hal aneh dan sial. Mulai dari peristiwa setir mobil yang tak terkontrol hingga rasa kebingungan selama perjalanan pulang menjadi dampak dari melanggar pamali tersebut. 

Bagaimanapun itu, wisatawan yang menyambangi Kampung Vietnam tetap berkewajiban untuk menjaga kondisi kawasan ini agar tetap layak terus dikunjungi. Jadi, tidak hanya pantai dan pusat perbelanjaan saja yang menjadi primadona di Batam. Bagi yang berencana untuk bepergian, dapatkan penawaran tiket pesawat promo ke Batam dari Tripcetera. Nikmati juga deh promo menarik dari tripcetera dengan diskon untuk pembelian voucher spa, rental mobil, dan paket tour di Tripcetera. Buruan ya!

Ingin Liburan ke Batam? Dapatkan Promo Hotel Murah di Batam dari Tripcetera Sekarang!

Taman Sari Jogja, Menelusuri Jejak Permaisuri di Masa Lalu

Taman Sari Jogja

Ingin pengalaman yang seru saat berwisata di Jogja? Jangan cemas karena kota istimewa ini menyimpan  berbagai destinasi wisata yang memiliki daya pikat tersendiri. Di antara tempat wisata yang wajib masuk dalam itinerary adalah Taman Sari Jogja. 

Apa yang spesial dari Taman Sari hingga menjadi spot petualangan recommended? Ternyata, kawasan ini merupakan lokasi permaisuri dan putri kerajaan untuk membasuh dirinya pada masa lampau. Kendati pun tak lagi difungsikan sebagai kolam pemandian, tapi jejak peninggalan tersebut masih tampak hingga saat ini. Hal itulah yang menjadikannya sebagai magnet bagi wisatawan untuk datang berkunjung ke Taman Sari. 

Bukan hanya wisatawan lokal saja, pelancong dari luar negeri pun takjub dengan keistimewaan Taman Sari. Pesona kawasan ini juga menonjolkan gaya arsitektur khas zaman kerajaan kuno yang tetap dipertahankan sampai sekarang. Kawasan ini memang sempat mengalami restorasi dan pemugaran setelah terjadinya gempa atau bencana alam lain. Namun, sejumlah bagian bernilai historis tinggi di Taman Sari masih tak berubah, yaitu kolam pemandian, kanal air, jembatan gantung, dan lorong bawah tanah.

Wisata Taman Sari Yogyakarta

taman sari yogyakarta
Credit Image : @theaimlessalbatross on instagram

Saat masuk lewat pintu utama, pengunjung akan memasuki area kolam pemandian Taman Sari. Terdapat tiga area kolam, yaitu Umbul Kawitan (kolam untuk putri Raja), Umbul Pamuncar (kolam untuk para selir), dan Umbul Panguras (kolam untuk Raja). Hingga saat ini, kolam tersebut tetap berisikan air jernih kebiruan yang tampak padu padan dengan tembok krem yang mengelilinya. Di sekitar kolam juga tersedia ruang ganti pakaian dan menara tiga lantai untuk menyaksikan pemandangan sekeliling. 

wisata jogja - Taman Sari Yogyakarta
Dokumentasi Pribadi

Di masa lalu, area kolam tersebut hanya bisa diakses oleh raja dan keluarga intinya. Tapi sekarang wisatawan sudah bisa bebas berlalu lalang selama membayar karcis masuk. Bahkan, tak jarang pula kalau Taman Sari dijadikan sebagai lokasi foto prewedding. 

Lorong Bawah Tanah

taman sari jogja lorong bawah tanah
Photo by @number5_mm on Instagram

Puas menikmati eksotisme keindahan kolam pemandian Taman Sari, wisatawan bisa melanjutkan penelusuran ke Sumur Gumuling dan Gedung Kenongo. Nah, perjalanan ke spot tersebut merupakan hal spesial lainnya. Karena kamu akan melewati lorong bawah tanah. Di sisi lorong, biasanya rombongan seniman menunjukkan kelihaiannya memainkan alat musik, seperti biola dan bass. Terdapat pula anak tangga di dalam lorong bawah tanah. Pokoknya kawasan ini juga sering menjadi spot foto untuk konten media sosial. 

Sumur Gumuling

sumur gumuling taman sari jogja
Credit image : @marcus_on_site on Instagram

Tiba di ujung lorong, pengunjung akan menemukan Sumur Gumuling yang dikelilingi oleh lima tangga. Area ini ternyata dulunya dimanfaatkan sebagai masjid bawah tanah. Sisi religiusnya terlihat dari lima tangga yang menyimbolkan jumlah rukun Islam. Uniknya, pertemuan kelima tangga di atas sumur difungsikan sebagai tempat imam untuk memimpin salat. Tanpa memerlukan menara, suara imam terdengar jelas karena lokasinya yang berada di bawah tanah dan menimbulkan gema. 

Selain itu, keunikan area masjid juga berasal dari material bangunan. Tembok masjid bawah tanah ternyata terbuat dari batu bata yang direkatkan dengan menggunakan bahan alami, yaitu putih telur. Bahan alami tersebut ternyata menjadikan bangunan masih tetap lestari hingga kini. 

taman sari yogyakarta
Photo by arief santoso on Unsplash

Selanjutnya, wisatawan bisa menelusuri jalur ke Gedung Kenongo. Bangunan tersebut merupakan lokasi bersantap raja bersama keluarga. Sayangnya, gedung tersebut hanya menyisakan puing reruntuhan yang eksotik. Namun berada di daratan yang lebih tinggi dibandingkan spot lainnya, pengunjung bisa menyaksikan pemandangan indah Kota Jogja. Tentu saja,waktu terbaik untuk menjelajahi area ini adalah pada sore hari agar bisa menyaksikan matahari terbenam. 

Jalur Bawah Tanah Tembus Ke Pantai Selatan

Pesona Taman Sari tidak berhenti pada bangunan yang dapat dijelajahi saja. Ternyata, kawasan ini menyimpan sisi mistis. Konon katanya lorong bawah tanah di area Taman Sari bisa tembus ke Pantai Selatan. Pada masa lampau, lorong tersebut sengaja dilalui untuk menghindari perang atau serangan musuh. Akan tetapi, lorong tersebut tidak bisa dilalui lagi karena telah berpagar besi yang rapat. Jalur tersebut hanya menyisakan teka-teki mengenai sisi mistis Taman Sari yang terhubung ke Pantai Selatan.

Terlepas dari sisi misterius tersebut, Taman Sari tetaplah destinasi wisata yang wajib dikunjungi saat mengisi liburan di Yogyakarta. Destinasi yang berada tak jauh dari Keraton Yogyakarta ini terletak di kompleks Njeron Beteng. Lokasinya tersembunyi di balik pemukiman warga sehingga kerap membuat wisatawan kesulitan dalam mencarinya. Tapi, kalau kamu dari pusat wisata di Jogja, Malioboro, kamu bisa menjangkaunya dengan jalan kaki ataupun naik becak.

Terdapat dua rute alternatif menuju ke Taman Sari. Pertama, lewati Pasar dan Plaza Ngasem kemudian masuk dan temukan gang KP III. Setelah itu, belok kiri dan jalan kakilah sekitar 200 meter hingga menemukan Pulo Kenongo. Adapun rute kedua akan membawa penjelajahan wisatawan bermula di gerbang utama. Dari Pasar Ngasem, kamu bisa naik becak ke arah Alun-alun Selatan. Jaraknya sekitar 0,5 km hingga tiba di Jalan Tamansari.

Buat kamu yang tidak sabar untuk segera menelusuri jejak peninggalan sejarah yang eksotis dan menyimpan berbagai spot instagramable, pastikan untuk merancang perjalanan liburan sebaik mungkin, ya. Mulailah dengan memesan tiket pesawat murah via Tripcetera. Selain itu, temukan pula beragam paket wisata menarik lewat Tripcetera. Pasti akan bikin liburan jadi selalu pantas untuk dikenang. Selamat bersenang-senang!

Tertarik untuk berwisata ke tamansari jogja? kamu bisa mendapatkan paket wisata “Tour History of Jogja” dengan fasilitas berupa transportasi, tour guides, driver dan makan siang di restoran. dapatkan voucher paket wisata tour history of jogja disini