15 Fakta Bunga Edelweis “Bunga Abadi” yang Jarang diketahui

Bunga Edelweis

Kalau kamu adalah pendaki gunung, pasti sudah tidak asing lagi dengan bunga edelweis. Bunga dengan nama latin Javanese Edelweis ini memang tumbuh subur di beberapa gunung tertentu. Karenanya barangkali kamu sudah kerap menjumpai bunga yang populer ini.

Keindahan bunga edelweis pun sulit ditandingi oleh bunga lainnya. Tidak heran deh kalau banyak juga yang dengan sengaja memetik bunga ini untuk dijadikan sebagai oleh-oleh dari mendaki gunung. Padahal bunga ini tidak seharusnya dipetik begitu saja, lho.

Kenapa? Nih ada 10 fakta unik dan mengejutkan terkait bunga edelweis yang harus kamu tahu.

Fakta Bunga Edelweis

1. Bunga Edelweis Liar yang Hanya Tumbuh di Dataran Tinggi

bunga edelweis

Meskipun tergolong sebagai bunga liar, edelweis hanya bisa tumbuh di dataran tinggi dengan ketinggian di atas 2000 meter di atas permukaan laut. Tak hanya itu, kondisi kelembaban udara lingkungan juga menentukan tumbuhnya bunga ini. Karena itulah, bunga ini begitu langka dan unik yang hanya bisa bertahan hidup di habitat tertentu. Bahkan, tidak semua gunung pula ditumbuhi oleh bunga ini. Di antaranya adalah Gunung Papandayan, Gunung Merbabu, Gunung Semeru, dan Gunung Rinjani.  

2. Disebut Bunga Abadi

bunga abadi edelweis
Credit Image : @godong.edelweiss on Instagram

Bunga ini mampu bertahan hingga 10 tahun lamanya, makanya julukan sebagai bunga abadi tak salah kalau dialamatkan ke Edelweis. Hormone etilen bunga Edelweis menjadikannya dapat terus mekar dan tampil menawan selama satu dasawarsa. Karena keabadian itu juga, bunga ini sering disebut-sebut sebagai lambang cinta. Harapannya, kesan romantis terlihat dari kelopak berwarna putih yang terus mekar dengan awet bak cinta sejati.

3. Memiliki 506 Serbuk Sari

serbuk sari bunga edelweis
Gambar oleh Sonja Kalee dari Pixabay

Tidak tanggung-tanggung, bunga edelweis memiliki 506 serbuk sari yang berukuran kecil dan berwarna kuning. Serbuk sari tersebut akan ditiup angin untuk penyerbukan dan akan mekar dalam 1 hingga 3 hari.  Selain itu, bunga yang pertama kali ditemukan oleh seorang peneliti lingkungan Jerman bernama Georg Carl Reinwardt ini juga membutuhkan tanaman lain untuk tetap bertahan. Hal ini dikarenakan bunga ini memiliki karakter epifit yang membutuhkan hubungan simbiosis dengan tanaman lain agar bisa menyerap nutrisi dan air. Simbiosis dengan jamur mikoriza juga bisa memudahkan Edelweis untuk melebarkan akarnnya. 

4. Dapat Bertahan di Tanah Tandus

bunga edelweis di tanah tandus
Photo by @khoirulimam1998 via Instagram

Hubungan pertemanan dengan jamur mikoriza juga banyak menguntungkan bagi bunga edelweis. Yaitu mampu membuat bunga ini bertahan untuk tumbuh di tanah tandus. Dengan melebarkan akarnya, bunga abadi ini bisa memperluas jangkauan untuk mencari zat hara dalam tanah. Akar-akarnya bisa menyerap mineral dan air yang dibutuhkan untuk bertahan, deh.

5. Mampu Tumbuh Hingga 8 Meter

gambar bunga edelweis
Credit Image : @mhmdkemal69

Ukuran Edelweis memang sangat beragam meskipun kebanyakan yang dijumpai hanya sekitar 1-3 meter. Tapi ternyata bunga ini dapat memiliki tinggi hingga 8 meter jika dalam kondisi yang baik, lho. Semakin spesial lagi deh kalau kamu bisa menemukan bunga dengan tinggi luar biasa tersebut selama pendakian. Wajib kamu tahu, biasanya bunga ini tumbuh pada bulan Agustus-September. Wah sebentar lagi, ya.

6. Bisa Dibudidayakan

budidaya edelweis
Credit Image : @makeupyogini on Instagram

Kabar baiknya lagi, bunga cantik ini sedang populer dibudidayakan. Tapi karena keunikannya, hanya di beberapa tempat saja bunga ini bisa tumbuh dan mekar. Di antara tempat pembudidayaan Edelweis adalah Dataran Tinggi Dieng, Jawa Tengah. Destinasi wisata alam ini menjadi lokasi budidaya dengan metode menanamkan anakan bunga yang tumbuh dari biji dan disebar di dekat bunga induknya. Untuk melakukannya, dibutuhkan pula media tanam berupa tanah liat berkapur dan berpasir dengan derajat keasaman dalam rentang 4-7. Sangat pilih-pilih, deh.

7. Jadi Perangko dan Lagu

perangko bunga edelweis
Credit Image : https://florafaunaonstamp.blogspot.com/2010/08/flora-fauna-2003-on-indonesia-stamp.html

Kepopuleran bunga yang menjadi simbol cinta ini telah tersebar ke seluruh dunia. Apalagi setelah Indonesia mengeluarkan perangko dengan gambar bunga Edelweis pada 2003. Selain sebagai perangko, bunga ini pun dijadikan lagu dengan judul “Edelweiss”. Lagunya pun dinyanyikan di dalam film The Sound of Music pada 1965 silam, lho.

8. Edelweis Dilindungi Undang-undang

Jangan sekali-kali memetik bunga edelweis dari habitatnya, ya. beberapa pengelola gunung telah mengeluarkan imbauan untuk tidak memetik edelweis. Selain sebagai kode etik pendakian gunung, bunga ini pun dilindungi dalam undang-undang. Aturan terkait larangan mencabut bunga langka ini secara sembarangan tertuang dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya Hayati Ekosistem pasal 33 ayat 1. Tentu saja, kamu bisa terancam hukuman sesuai kalau tidak mematuhinya. Tidak mau, kan?

9. Terancam Mengalami Kepunahan

Photo by @icohkholisoh_ via Instagram

Meskipun telah dilindungi Undang-undang, bunga ini masih kerap mendapatkan gangguan dari tangan-tangan kotor. Saat ini, populasinya pun sangat berkurang. Menurut catatan yang ada, bermula pada 1998, 636 batang edelweis telah dipetik dari Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Padahal taman nasional tersebut adalah salah satu tempat perlindungan terakhir bunga abadi ini. Selama 2017 dan 2018, kasus pemetikan bunga ini bahkan terjadi di sejumlah gunung. Di antaranya, lima pendaki Gunung Rinjani memetik edelweis pada Juli 2017 dan pendaki asal Batang juga mencabut bunga edelweis di Gunung Merbabu. Sayang sekali, ya.

10. Tempat Terbaik Melihat Edelweis

gambar edelweis
Credit Image : @ga.senn on Instagram

Cara terbaik untuk menikmati bunga edelweis memang hanyalah dipandang dari dekat, tanpa dipetik dan dibawa pulang. Kalau kamu ingin menemukan tempat paling direkomendasikan untuk melihat edelweis, Tegal Alun Gunung Papandayan adalah jawabannya. Kawasan seluas 32 hektar ini hampir dipenuhi bunga Edelweis yang bermekaran dengan alami. Selain itu, kamu juga bisa berkunjung ke Alun-alun Suryakencana dan Lembah Mandalawangi di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Hamparan bunga edelweis yang luas pasti bakal memikat pengunjungnya.

Jadi ingat ya untuk tidak memetik bunga Edelweis kalau melihatnya tumbuh bebas di alam. Karena keindahan sejatinya adalah ketika tangkainya bergoyang dihempas tiupan angin, bukan saat dalam genggaman tangan. Untuk menuju ke lokasi tanaman edelweis bermekaran, kamu bisa menyewa mobil agar memudahkan mobilisasi ke lereng gunung lewat Tripcetera, ya. Dapatkan juga paket wisata menarik lainnya khusus untuk kamu.

Fakta Menarik Tentang Danau Toba yang Belum Banyak diketahui

Tentang Danau Toba

Tidak banyak yang akan menyangkal kalau Danau Toba merupakan destinasi wisata penuh pesona. Danau yang terletak di Provinsi Sumatera Utara ini memang menyajikan panorama alami yang menenangkan. Selain itu, kawasan Toba juga diberkahi dengan berbagai spot destinasi wisata. Kalau berkunjung ke sini, kamu tak akan asing menjumpai wisatawan dari berbagai daerah. Turis domestik hingga mancanegara bisa dengan mudah ditemui di daerah ini.

Namun, di balik keindahan dan pesona Danau Toba yang terjaga hingga saat ini, kawasa ini menyimpan cerita kelam. Legenda beredar menyebutkan kalau danau ini berasal dari bencana yang disebabkan karena janji yang tidak ditepati antara seorang petani dan putri ikan. Dalam teori sains, asal usul terbentuknya Danau Toba justru tak kalah kelabu. Sebagai danau vulkanik, kaldera Danau Toba disebabkan karena letusan gunung berapi maha dahsyat. 

Kalau kamu tertarik untuk berwisata ke Danau Toba, sebaiknya kenali terlebih dahulu fakta-fakta menarik tentang destinasi pariwisata andalan Sumatera Utara ini. Nah, berikut adalah ulasan hal-hal yang harus kamu ketahui terkait Danau Toba, ya.

Fakta Menarik Danau Toba

1. Bermula dari Tiga Letusan Gunung

danau toba
Photo by Jesman fabio on Unsplash

Bukan hanya satu kali, Gunung “Purba” Toba meletus hingga tiga kali lalu menjadi Danau Toba seperti yang terlihat saat ini. Letusan pertama berlangsung sekitar 800.000 tahun lalu yang menciptakan kaldera atau kawah gunung berapi yang begitu luas di sisi selatan gunung.

Kaldera tersebut mencakup wilayah di Parapat dan Porsea. Selanjutnya, letusan kedua dengan kekuatan yang lebih kecil terjadi pada 500.000 tahun lalu. Kaldera yang terbentuk berada di sisi utara gunung, yaitu area Silalahi dan Haranggaol. Terakhir, letusan ketiga Gunung Toba terjadi pada 74.000 tahun lalu yang mengubah bentang alam gunung menjadi Danau Toba dengan Pulau Samosir di bagian tengah. 

2. Danau Terdalam di Dunia

danau toba terdalam dunia
Gambar oleh Jo_FRS dari Pixabay

Danau Toba termasuk ke dalam daftar danau terdalam di dunia. Kedalaman danau vulkanik ini diperkirakan dapat mencapai 505 meter. Di samping karakteristik danau yang dalam, kawasan ini juga mencakup wilayah yang sangat luas. Karena itu, tak sedikit pula wisatawan yang sengaja menjelajahi danau ini. Sejumlah perahu tersedia bagi turis yang ingin berkeliling di sekitar danau sambil menikmati pemandangan menawan. 

3. Temperatur Bumi Turun Drastis Hingga 5 Derajat

suhu air yang sangat dingin di danau toba
Photo by Leo Sagala on Unsplash

Letusan yang terjadi di kawasan Toba ternyata menyebabkan perubahan drastis pada temperatur bumi. Salah seorang peneliti dari New York University melakukan kajian dan studi terkait dampak-dampak letusan Gunung Toba dalam hal iklim bumi. Ia berhasil menemukan benda berupa foraminifera di dasar perairan yang menunjukkan keekstriman temperatur bumi pada masa letusan. Bahkan, suhu samudera di seluruh dunia diperkirakan mengalami penurunan hingga mencapai 5 derajat celcius. 

4. Jejak Letusan Toba Ditemukan di India Tengah dan Kutub Utara

Kekuatan maha dahsyat dari letusan Gunung Toba saat masih aktif ternyata tak hanya mempengaruhi area sekitar. Sejumlah material letusan bahkan ditemukan hingga ke berbagai wilayah di belahan dunia. Di antara debu riolit tersebut ditemukan di Malaysia dan Samudera Hindia.

Bahkan, debu serupa juga pernah ditemukan sejauh 3.000 kilometer ke arah utara. Debu riolit yang seusia dengan batuan letusan Toba tersebut persisnya berada di kawasan India Tengah. Lebih jauh lagi, penyebaran debu akibat letusan gunung berapi tersebut bahkan hingga ke Kutub Utara. Ternyata tak kurang dari 2.100 titik menyisakan jejak letusan Gunung Toba di seluruh dunia. 

5. Mempengaruhi Keragaman Genetik Manusia

Perubahan besar yang disebabkan oleh letusan Gunung Toba tidak hanya berdampak pada kondisi alam. Bukan hanya danau indah yang terbentuk, tetapi bencana tersebut harus mengorbankan nyawa manusia. Hal itu terjadi karena perubahan cuaca ekstrim sehingga musim dingin secara global. Hambatan populasi pun menyerang kawasan India, Afrika Timur, dan Afrika Tengah dan turut mempengaruhi keragaman genetik manusia hingga kini.

7. Lima Pulau di Tengah Danau

pulau di danau toba
Gambar oleh Daniel Morris dari Pixabay

Beranjak dari bencana yang terjadi di kawasan Toba, wisatawan dapat menelusuri lima pulau di tengah danau. Samosir memang merupakan pulau yang paling populer, tetapi empat pulau lain juga tak boleh dilewatkan begitu saja. Di antaranya adalah Pulau Tolping, Pulau Tulas, Pulau Malau, dan Pulau Sibandang. Setiap pulau tersebut memiliki keistimewaan dan objek wisata menarik tersendiri. Selain keindahan alamnya, nilai budaya yang masih dijunjung tinggi juga menjadi nilai plus di kawasan tersebut.

8. Keunikan Pulau dan Danau

keunikan pulau di danau toba
Photo by Leo Sagala on Unsplash

Karakteristik Danau Toba yang begitu unik memang jarang ditemukan di tempat lain. Soalnya, terdapat pulau diatas pulau dan danau diatas danau. Wilayah tersebut adalah Pulau Samosir di atas Pulau Sumatera dan Danau Danau Sidihoni dan Danau Aek Natonang yang berada di atas Danau Toba. Jadi, sayang sekali kalau kamu tidak sempat berkunjung ke sini minimal sekali seumur hidup untuk menyaksikan keajaibannya.

9. Dipenuhi Air Terjun Eksotis

air terjun danau toba
Photo by Hanny Naibaho on Unsplash

Selain danau, kawasan Toba pun memiliki destinasi wisata berupa air terjun yang eksotis di antara panorama hijau. Suasana segar dan asri membuat mata dan badan terasa sejuk saat berada di kawasan air terjun. Tak hanya satu air terjun, pengunjung bisa menemukan sejumlah air terjun di kawasan Toba. Biasanya wisatawan menyempatkan untuk mendatangi air terjun paling populer, yaitu Air Terjun Sipiso-piso. Tapi masih banyak air terjun lain yang juga tak kalah menawan, seperti Air Terjun Efrata, Air Terjun Situmurun, Air Terjun Janji, dan Air Terjun Binangalom. 

10. Menjadi Habitat Ikan Batak

Kawasan Danau Toba juga menjadi rumah bagi spesies ikan khas daerah Batak, yaitu ikan batak. Ikan dengan nama latin Neolissochillus thienemanni ini hampir tak akan bisa ditemukan di perairan lainnya. Sayangnya, populasi ikan ini terus berkurang dan terancam punah. Karena itulah, ikan batak memiliki nilai sejarah dan budaya tinggi bagi masyarakat lokal.

Destinasi Wisata Kuliner Khas Batak

Bukan hanya pemandangan alam di Toba saja yang menjadi magnet bagi wisatawan. Bagi yang senang dengan hidangan khas Batak, kawasan ini pun dikenal sebagai spot populer untuk berburu kuliner. Berbagai jenis nasi dan lauk ala Sumatera Utara bisa dijumpai di sini. Di antaranya adalah ikan mas arsik, mie gomak, ikan bakar, dendeng, dan saksang. Khusus wisatawan Muslim, tidak perlu risau karena tersedia warung makan yang mencantumkan tulisan halal.

Habis gelap terbitlah terang. Barangkali ungkapan itu cocok untuk disematkan di kawasan wisata Danau Toba. Buktikan sendiri pesona Sumatera Utara ini dengan berkunjung langsung ke sana. Klik Tripcetera untuk menemukan penawaran promo tiket pesawat ke Medan dan Promo Hotel Murah di Medan. Jadi, buruan pesan agar tak kehabisan promo terbatasnya, ya!